Artikel Pendidikan
PELUANG DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS DIGITAL DI INDONESIA
Disusun Oleh:
Syarif Nasarudin Aulia Zulfi, S.Pd.
Pendidikan adalah investasi penting dalam kehidupan individu. Pendidikan dijadikan sebagai modal intelektual dalam peningkatan proses berpikir sepanjang hayat melalui tindakan belajar. Belajar dilakukan sepanjang waktu, dengan adanya suatu proses belajar, individu akan memperoleh pelajaran, pengajaran dan pengalaman untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman yang dinamis dan reformis. Salah satunya adalah pembelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi dalam ruang lingkup sekolah dapat diperoleh peserta didik untuk berorientasi mengenai tindakan yang dilakukan secara rasional dan bijak dalam memenuhi dan mengatasi permasalahan inti masalah ekonomi dalam kehidupan. Pembelajaran ekonomi mendorong peserta didik berlatih dalam memahami materi dan latihan soal berbasis pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan menyeimbangkan literasi dan penguatan nilai karakter.
Pembelajaran ekonomi tidak hanya dilakukan lewat media offline, seperti buku panduan pembelajaran dan lembar kerja peserta didik akan tetapi pembelajaran ekonomi harus dapat mengadaptasi dengan perkembangan dunia digital yang dinamis. Hal ini dilakukan untuk mengkolaborasikan penggunaan pembelajaran perangkat teknologi dalam proses belajar – mengajar. Penyajian pembelajaran berbasis digital dapat diwujudkan dalam bentuk penerapan tugas yang mengarah pada aplikasi berbasis teknologi pembelajaran agar pembelajaran ekonomi diwudukan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan guna mewujudkan capaian pembelajaran yang maksimal.
Pembelajaran berbasis digital berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan pembelajaran peserta didik. Aplikasi pembelajaran berbasis digital mewujudkan belajar tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Pembelajaran berbasis digital dapat memudahkan peserta didik dalam mengakses situs web e-learning yang berperan penting dalam peningkatan kompetensi kognitif dan psikomotorik peserta didik. Pembelajaran berbasis digital akan memberdayakan peserta didik melaksanakan pembelajaran secara interaktif. Sehingga, aktivitas proses pembelajaran dapat dipantau secara transparansi dan akuntabilitas untuk peserta didik, pendidik dan orang tua untuk mengevaluasi capaian pembelajaran akademisnya.
Peluang pembelajaran ekonomi berbasis digital di Indonesia sangat penting dalam memberikan arah yang bersifat inklusif dan adaptif terhadap peningkatan Pendidikan dan mewujudkan genarasi muda dalam menghadapi tantangan global untuk jangka menengah dan panjang. Adapuan peluang pembelajaran ekonomi berbasis digital dapat ditinjau dari 2 komponen sebagai berikut.
- Manajemen Berbasis Terpadu untuk Pendidik
Manajemen yang dilakukan dalam pembelajaran ekonomi berbasis digital mengedepankan keterpaduan dari ruang lingkup peserta didik. Makna manajemen berbasis terpadu untuk pendidik dalam pembelajaran berbasis digital pada hakikatnya ialah menciptakan ekosistem pendidikan yang sistematis, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik dan pendidik. Hal ini mengintegrasikan teknologi dan data untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Manajemen berbasis terpadu dapat menjadi indikator akurat dan evaluasi berkelanjutan terhadap kemajuan akademis peserta didik. Melalui Integrasi berbagai sumber daya dan alat digital membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini mencakup akses ke berbagai materi pembelajaran, alat interaktif, dan konten multimedia yang dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik secara relevan. Data yang dikumpulkan secara otomatis dapat dianalisis dan direspons untuk memberikan wawasan tentang efektivitas metode pengajaran dan pencapaian peserta didik.
Adapun wujud nyata manajemen terpadu dalam mendukung pembelajaran ekonomi berbasis digital yang dapat dilakukan adalah peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK). Sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang meliputi Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial. Kompetensi di dalam pembelajaran ekonomi berbasis digital mencakup 2 komponen penting yaitu Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional. Kompetensi Pedagogik memiliki peranan sebagai sumber dan modul bahan ajar. Sedangkan Kompetensi Profesional memiliki peranan penting dalam pembelajaran berbasis digital guna mengaplikasikan pembelajaran konstruktif untuk memberikan stimulus dan motivasi belajar yang optimal kepada peserta didik.
Program Pembelajaran Berbasis TIK dalam mendukung pembelajaran ekonomi berbasis digital dapat dilakukan secara berkesinambungan yang dimulai dari level literasi TIK, Pengimpelentasian TIK, Kreasi TIK dan Kolaboratif TIK. Hal tersebut selaras dengan standar peningkatan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi pendidik secara nasional yang diadopsi Pusdatin Kemendikbud dari sumber UNESCO.
- Peningkatan Talenta Digital Pendidik
Berdasarkan hasil data Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2023, mayoritas pendidik di Indonesia berasal dari generasi milenial (kelahiran tahun 1981 – 1996). Pada Agustus 2023, sebanyak 51,95% dari total pendidik nasional adalah generasi milenial. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa peluang pembelajaran ekonomi berbasis digital dapat dijadikan sumber modal intelektual dalam mewujudkan adaptasi teknologi yang sifatnya secara berkelanjutan melalui Progam Guru Belajar dan Berbagi guna mendukung transformasi pembelajaran digital.
Program Guru Belajar dan Berbagi menyediakan pelatihan yang sistematis untuk guru milenial dalam mengembangkan kompetensinya menggunakan teknologi digital.
Ini termasuk penggunaan Learning Management System (LMS), alat presentasi digital dan aplikasi dan software pendukung pembelajaran ekonomi yang interaktif dan memberikan ruang konstruktif peserta didik mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Melalui adanya peningkatan talenta digital pendidik, terutama guru -guru milenial di Indonesia dapat mengarahkan pembelajaran yang sesuai dengan abad 21, yaitu pembelajaran dalam penguasaan teknologi, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, kolaborasi, komunikasi dan keterampilan hidup dalam aspek literasi digital dan etika digital. Wujud implementasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran ekonomi berbasis digital ialah penyampaian konten multimedia pembelajaran, seperti video, animasi, infografis dalam menjelaskan materi – materi ekonomi yang bersifat komprehensif dengan cara penyajian materi yang mudah dipahami oleh peserta didik, mendorong peserta didik untuk adaptasi menggunakan alat digital untuk proyek kreatif seperti membuat video, blog dan aplikasi sederhana yang berhubungan dengan materi ekonomi, mengembangkan keterampilan inovasi dan kreativitas peserta didik untuk mampu dalam menyelesaikan masalah Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang berkompeten, adaptif dan responsif menghadapi tuntunan masa depan.
Dibalik peluang mewujudkan transformasi pembelajaran ekonomi berbasis digital di Indonesia, terdapat tantangan yang masih dihadapi. Adapun tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran ekonomi berbasis digital di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Kesenjangan Akses Fasilitas Jaringan Internet di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)
` Hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) Periode 2023 menunjukkan bahwa peserta didik umur 5-24 tahun mengalami fluktuatif terhadap penggunaan akses jaringan internet. Setelah kenaikan yang terjadi dari tahun 2019 sampai dengan 2021, persentase peserta didik umur 5- 24 tahun yang menggunakan internet mengalami penurunan pada tahun 2022 menjadi 76,76%. Namun demikian, angka tersebut kembali naik di tahun 2023 menjadi 77,46%. Hal ini terjadi meskipun kegiatan belajar mengajar peserta didik secara umum sudah dilakukan melalui tatap muka. Angka tersebut menunjukkan bahwa internet merupakan salah satu sarana TIK yang diperlukan oleh peserta didik.
Hasil Susenas Maret 2023 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 83,41 % peserta didik umur 5-24 tahun yang menggunakan telepon seluler dan 19,27 % menggunakan komputer. Penggunaan telepon seluler oleh peserta didik terus meningkat pada tahun 2019 sampai dengan 2021 kemudian menurun di tahun 2022 dan 2023. Pola sebaliknya terjadi pada penggunaan komputer oleh peserta didik. Peserta didik umur 5-24 tahun yang menggunakan komputer (termasuk PC/desktop, laptop/notebook, tablet/sejenis komputer genggam) justru terus menurun pada tahun 2019 sampai dengan 2021 dan mulai naik pada tahun 2022 dan 2023.
Secara umum, penggunaan komputer pada peserta didik jauh lebih rendah dibandingkan penggunaan telepon seluler. Perkembangan teknologi telepon seluler semakin pesat hingga dapat digunakan untuk melakukan beberapa fungsi komputer. Jika dilihat dari klasifikasi wilayah menunjukkan bahwa peserta didik di wilayah pedesaan menggunakan internet sebesar 70,56% sedangkan di wilayah perkotaan menggunakan internet sebesar 82,22%.
Pengoptimalan di daerah 3T dapat diwujudkan melalui sumber daya manusia yang unggul, maju dan terdidik dalam mewujudkan meningkatnya Indeks Kualitas Manusia. Akan tetapi, hal tersebut masih terjadi permasalahan terutama pada aksesibilitas infrastruktur digital yakni masih terbatasnya jaringan internet di daerah 3T yang dapat menghambat perkembangan proses pembelajaran. Daerah 3T seringkali memiliki infrastruktur telekomunikasi yang terbatas bahkan tidak ada sama sekali. Kurangnya infrastruktur seperti jaringan kabel serat optik atau menara sinyal dapat membuat akses internet menjadi sulit dalam mengakses pembelajaran. Di daerah 3T, biaya untuk mendapatkan akses internet lebih mahal daripada di daerah perkotaan atau pinggiran kota. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk memperoleh akses internet yang memadai. Selain akses internet, peserta didik dalam mewujudkan transformasi pembelajaran berbasis digital juga memerlukan perangkat seperti komputer atau tablet untuk mengakses pembelajaran. Di daerah 3T, akses ke perangkat tersebut juga terbatas, sehingga membuat transformasi pembelajaran berbasis digital bertahap untuk dilakukan.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2022. Statistik Pendidikan 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Chabibie, Hasan.2021. Konsep Pembelajaran Digital di Indonesia. Diskusi Plt. Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan Pusat Kajian Anggaran Tanggal 31 Agustus 2021. https://databoks.katadata.co.id/
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. 2021. Guru Belajar dan Berbagi. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Undang Undang No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Unesco. 2021. ICT Competency Framework for Teachers – UNESCO.
0 Komentar
Tambahkan Komentar